Kuatir Tentang Wikipedia Indonesia

Wikipedia, sebuah konsep terobosan dalam membangun open knowledge society, saat ini mulai membuat saya kuatir. Setelah terkagum-kagum dengan pertumbuhannya yang sangat cepat serta selalu memuji dan menyebarkannya ke berbagai pihak, saya mulai merasa ada yang salah dengan konsep ini. Keponakan saya, kelas 1 di sebuah SMA top di Samarinda, semakin sering diminta membuat paper oleh gurunya dengan menggunakan Internet sebagai sumber belajar. Beberapa kali mengintip papernya, saya selalu melihat sumber referensi utama selalu Wikipedia Indonesia. Tidak ada bedanya dengan para mahasiswa S2 yang saya asuh di Universitas Mulawarman. Dari berbagai paper yang mereka buat, semakin banyak yang bersumber dari Wikipedia.

Lalu, kenapa saya harus kuatir? Dari sisi semakin populernya Wikipedia, tentu saja itu adalah hal yang sangat positif. Hampir tidak ada mahasiswa saya yang menggunakan referensi dari Ensiklopedia sungguhan yang informasinya jelas bisa dipertanggungjawabkan seperti Encarta atau Britannica. Kenapa? He… he… sebab utama pasti karena Encarta tidak menyediakan versi Bahasa Indonesia, sementara Wikipedia ada. Terlalu susah baca materi berbahasa asing, demikian pendapat para siswa kita.

Sisi negatif yang mengkuatirkan saya? Wikipedia adalah sebuah konsep “free encyclopedia”. Artinya yang paling utama adalah tidak dipungut kompensasi apapun untuk membaca, menggunakan atau menyebarluaskannya. Arti berikutnya, tentu saja tidak pula ada kompensasi bagi yang berkontribusi menulis dan menyumbangkan informasi yang dimasukkan ke Wikipedia. Kemudian, tidak ada larangan bagi siapapun untuk ikut menyumbang informasi, tentang apapun informasi itu.

Nah…, walaupun Wikipedia menerapkan konsep dimana ada banyak editor (yang bekerja sukarela) untuk melakukan verifikasi dan kontrol terhadap materi yang masuk, tapi membiarkan pintu masuk terbuka untuk masuknya jutaan materi dalam waktu singkat sungguh merupakan sesuatu yang sangat riskan. Vandalisme informasi terjadi secara cukup luas. Mulai dari pemalsuan informasi, pemutarbalikan fakta, serta memasukkan informasi sesuai interest suatu pihak atau golongan. Ini bahkan diakui sendiri oleh pendiri Wikipedia, Jimmy Wales.

Dalam versi Bahasa Inggris yang dijaga cukup ketat, memang vandalisme relatif terkendali. Menurut Wales, jika ada informasi kurang beres, para editor akan cepat tahu dan segera melakukan tindakan, bisa menghapus, merubah atau bahkan menendang penulisnya dari daftar anggota kontributor. Namun versi bahasa lain, terutama Bahasa Indonesia? Yang paling kelihatan saat ini, para editornya sangat sedikit dan kurang konsisten. Bagaimana konsep “public control” bisa berjalan? Bangsa kita yang terkenal dengan korupsi dan sifat materialistisnya ini pasti tidak akan mampu menjaga secara volunteer proyek besar seperti Wikipedia. Vandalisme informasi pasti akan merajalela.

Sekali lagi saya kuatir… Kuatir karena kecepatan penggunaan Internet semakin pesat, sementara Wikipedia Indonesia sangat sulit untuk diharapkan mampu mengelola kualitasnya secara baik. Namun, diatas segalanya, saya sangat senang bahwa Wikipedia telah menjadi sangat populer, termasuk di Indonesia. Saya juga yakin konsep open society based project begini akan jadi trend di masa depan. Namun mungkin catatan bagi para pendidik Indonesia yang sudah mulai berpaling ke Internet sebagai sumber belajar alternatif bagi anak didiknya, berhati-hatilah… selalu ikut melakukan kontrol, dan yang terpenting ikutlah aktif berkontribusi sharing informasi seperti di Wikipedia.

Bagi para netters Indonesia, selelu luangkan waktu untuk mampir ke Wikipedia Indonesia, kalau punya waktu sign-up, ikut aktif kontrol, kalau ada waktu lebih juga, aktiflah sebagai kontributor. Ditangan kita semua bangsa ini akan jadi bangsa yang maju…

--> Tulisan asli berasal dari http://madriyanto.wordpress.com/2007/06/07/kuatir-tentang-wikipedia/
Kuatir Tentang Wikipedia Indonesia Kuatir Tentang Wikipedia Indonesia Reviewed by Web Admin on 9:01 AM Rating: 5

No comments